Ini adalah
artikelterakhir dari 10 JEMBATAN TERUNIK VERSI JAA, bagian ke III ini
adalah bagian akhir dari dua artikel yang mendahuluinya yaitu: Bagian.I DAN Bagian.II.
Perjalan kali
ini kita mulai dari Budapest, Hongaria;
Margaret
Bridge
Margaret Bridge adalah jembatan yang terletak di
Budapest, Hongaria. Jembatan ini bergaya arsitektur Neo-Baroque, menghubungkan Szent István Boulevard dan Margit Boulevard, juga menuju Pulau
Margaret. Jembatan ini menyeberangi sungai Danube[1]. Ini adalah
jembatan kedua yang berada di bagian utara utara dan jembatan publik tertua
kedua di Budapest. Dirancang oleh arsitek Perancis Ernest Gouin dan dibangun
oleh perusahaan konstruksi Maison et Cie Ernest Gouin antara 1872-1876, dan
insinyur sipil yang bertanggung jawab adalah Émile Nouguier. Ernest Gouin, merancangnya
dengan menampilkan sosok jembatan yang mencolok tapi elegan. Lengkung
lengkungan Parisienne-stlye yang dirancang oleh Gouin terintegrasi dengan lanskap
sekitarnya Budapest. Pembangunan jembatan itu dimulai pada Agustus 1872
dengan pembangunan pondasi pilar. Karena musim dingin, pekerjaan harus
dihentikan dan hanya akan dilanjutkan Maret 1873. Konstruksi besi dari jembatan
ini diproduksi di Perancis kemudian diangkut ke Hongaria Maret 1874.
Jembatan
ini terbuka untuk umum pada tanggal 30 April 1876. Struktur jembatan ditopang
oleh tujuh pilar; satu pilar utama, dua pilar sungai dan empat pilar dasar
sungai. Pada beberapa bagian pilar terdapat patung ornated yang diukir oleh
pemahat Perancis Thabard pada tahun 1874. Pilar utama terletak langsung di
sebelah Pulau Margaret. Pada titik ini, sumbu jembatan membuat busur 30
derajat, sehingga pilar sejajar dengan garis saluran di kedua cabang sungai
Danube. Pada awalnya, jembatan ini tidak terhubung dengan ke Pulau Margaret, pada
saat itu, Pulau Margaret hanya bisa dicapai dengan perahu. Pada akhir abad
ke-19, rencana regulasi Danube yang mempersatukan Pulau Margaret.
Margaret Bridge adalah jembatan paling padat di
ibukota Hungaria, dengan panjang 607 meter, dan lebar 25 meter[2],
terdiri dari empat jalur lalu lintas (dua di setiap arah), dua jalur trem di
tengah dan satu trotoar yang berada di masing-masing jalur.
Karena umurnya, Margaret Bridge, pada semester
pertama tahun 2009 akan direkonstruksi. Salah satu aspek yang yang menjadi
penekanan renovasi ini adalah melindungi fitur historis Margaret Bridge, antara
lain instalasi ulang patung-patung yang menghiasinya, dan itulah keunikan dari
jembatan ini menjadi semacam etalase seni antara abad 18-19, dimana gaya
Neo-Baroque muncul meninggalkan gaya Baroque sedang tren di
daratan Eropa.
JEMBATAN
MAHAKAM II TENGGARONG, KUTAI KARTANEGARA
Jembatan Mahakam II Tenggarong, Kutai Kartanegara,
Kaltim dibangun pada Tahun 1995[3]
oleh PT Hutama Karya, perencananya adalah PT Perencana Djaja dan
pengawasan pelaksanaan oleh PT PCI Consultant, menghabiskan biaya 120 M. Diresmikan
pada Tahun 2001. Jembatan Kutai Kartanegara adalah jembatan yang melintas di
atas sungai Mahakam dan merupakan jembatan gantung terpanjang di Indonesia. Panjang
jembatan secara keseluruhan mencapai 710 meter dan lebar 9 meter, dengan
bentang bebas, atau area yang tergantung tanpa penyangga, mencapai 270 meter.
Jembatan ini merupakan sarana penghubung antara kota Tenggarong dengan
kecamatan Tenggarong Seberang yang menuju ke Kota Samarinda. Jembatan Kutai
Kartanegara merupakan jembatan kedua yang dibangun melintasi Sungai Mahakam
setelah Jembatan Mahakam di Samarinda sehingga juga disebut Jembatan Mahakam
II. Jembatan ini dibangun menyerupai Jembatan
Golden Gate di San Fransisco, Amerika Serikat.
Jembatan ini juga merupakan akses menuju Samarinda ataupun sebaliknya yang dapat
ditempuh hanya sekitar 30 menit. Melewati Jembatan ini akan mendapatkan view
menarik dari pemandangan hamparan sebuah pulau kecil yang memisahkan Tenggarong
dan Kecamatan Tenggarong Seberang, yaitu Pulau Kumala, sebuah pulau yang kemudian menjadi
sarana Rekreasi yang banyak diminati oleh wisatawan lokal maupun mancanegara. Kawasan
ini setiap sorenya selalu dipenuhi oleh pengunjung yang dapat menikmati
keindahan Jembatan Kutai Kartanegara.
Keunikan
dari jembatan ini adalah, “Ketika runtuh pada hari Sabtu, tanggal 26 November 2011, sekitar
pukul 16.20 WITA, tak’satupun pihak yang bertanggungjawab atas keruntuhannya,
Seperti material ‘Gaib’ yang kemunculannya bukan disebabkan hasil olah pikir
dan karya manusia. Seperti dibuat oleh mahluk ‘Jin’, maka ketika runtuh, yang
ramai dibicarakan adalah penyebab keruntuhannya, dan para pihak yang
berkompeten seperti bisu seribu bahasa, tak’terdengar komentarnya, seperti
mahluk ‘Gaib’.”
Untuk
memahami sebab-sebab keruntuhannya, “Tim Investigasi Runtuhnya
Jembatan Kutai Kartanegara Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat
Universitas Gadjah Mada,”[4] telah memberikan pencerahan yang lebih rasional
tentang keruntuhan Jembatan
Kutai Kartanegara yang hanya
berumur 10 tahun. Berbeda dengan “Margaret
Bridge” yang
sudah berumur hampir satu abad (1000 tahun)
Jembatan Akashi-Kaikyō
Jembatan Akashi-Kaikyō adalah
nama untuk sebuah jembatan gantung (suspension bridge) di Jepang. Melintas
diatas selat Akashi yang menghubungkan Maiko di kota Kobe dengan kota Awaji di
pulau Awaji
, Jepang. Pada mulanya, Jembatan
Akashi Kaikyō[5]
dirancang untuk jalur kendaraan bermotor dan kereta api, tapi pada saat proyek
pembangunan diumumkan pada bulan April 1986, jembatan ini hanya untuk dilewati
kendaraan bermotor saja (6 jalur). Pembangunan fisik dimulai tahun 1988 dan
jembatan dibuka untuk umum pada tanggal 5 April 1998. Jembatan terdiri
dari 3 rentangan dengan panjang keseluruhan 3.911 meter. Panjang rentangan
utama yang ada di tengah-tengah 1991 meter, sedangkan panjang 2 rentangan yang
menuju ke darat, masing-masing 960 meter, yang terikat kuat di menara
dimana kabel-kabel diikatkan, tingginya 300 meter di atas permukaan laut.
Jembatan ini dirancang oleh Honshu Shikoku Bridge Authority; Konstruksi
oleh Obayashi Corp. (anchorage Kobe); Kontraktor oleh Kawasaki Heavy Industries
, Solétanche Bachy (anchorage foundations), dan Taisei Corporation;
Ko-Kontraktor oleh Kawada Industries; Konstruksi baja oleh Mitsubishi Heavy
Industries Ltd. Jembatan ini pernah terguncang Gempa
bumi besar Hanshin
17 Januari 1995,
namun kehebatan perancang dari jembatan ini tampaknya sudah mengantisipasi
kemungkinan akan terjadinya bencana, kerusakannya hanya terjadi pada kemelaran rentangan
utama sejauh 1 meter, yang pada saat dibangun panjangnya hanya 1990 meter
menjadi 1991 meter. Jembatan memang dirancang untuk dapat bertahan dari
guncangan gempa bumi hingga 8,5 skala Richter, derasnya arus laut di Selat
Akashi, serta
tiupan angin kencang hingga kecepatan angin maksimum 286 km/jam.
Jembatan
Akashi-Kaikyo terlihat indah di waktu malam dengan gemerlap lampu-lampu
beraneka warna, sehingga jembatan ini juga dikenal dengan nama Pearl Bridge
(jembatan mutiara). Rangkain lampu berwarna merah,
hijau, biru menghiasi kabel-kabel utama yang menahan jembatan Akashi-Kaikyō. Disainer
tata lampu/cahaya oleh Ishii Motoko yang merancang warna-warni lampu pada kabel
utama jembatan agar berubah-ubah sesuai jam, hari, dan musim. Warna lampu-lampu
di hari biasa: hijau di musim semi, biru di musim panas, merah di musim gugur,
dan kuning di musim dingin. Warna-warni pelangi ditampilkan satu jam sekali
sebagai penunjuk waktu, sedangkan setiap setengah jam sekali ditampilkan
warna-warni batu mulia.
Keunikan dari jembatan
gantung ini adalah pada kehandalan sistem struktur dan konstruksinya, yang
mampu bertahan dari Gempa bumi dan keadaan iklimnya.
Jembatan
Aizhai
Jembatan
Aizhai adalah nama
sebuah jembatan gantung (suspension bridge) merupakan jalan Tol G65 Baotou–Maoming dekat Jishou, Hunan,
Republik
Rakyat Cina.
Jembatan ini adalah bagian dari tol barat daya Cina kota Chongqing ke Changsha.
Panjang
rentang utama jembatan ini adalah 1.146 m
(3,760 kaki) dan tinggi dek 350 m
(1,100 kaki), menjadikannya
sebagai jembatan tertinggi keenam di
dunia dan
memiliki rentang utama terpanjang di dunia. Jembatan ini juga terhubung dengan terowongan-ke-terowongan
terpanjang di dunia. Pada saat malam hari, jembatan ini diterangi
oleh 1888 lampu, agar pandangan waktu malam dapat meningkat ketika melintas di atas
Dehang Canyon.[6]
Jembatan ini disebut-sebut
sebagai jembatan yang pertama kali menggunakan kabel serat karbon pratekan[7], angkur
penguatan kabel menggunakan untai baja konvensional, Aizhai Bridge Berdasarkan
uji laboiratorium menggunakan serat karbon kinerja tinggi sebagai penguat
pratekan, dibandingkan dengan kawat baja tradisional, bahan serat karbon memiliki
keuntungan dari ringan, kekuatan tinggi, ketahanan korosi, memberikan jaminan
penuh atas keselamatan jembatan.
Disain
baja kaku truss girder jembatan Aizhai terdiri dari
rangka baja dan sistem dek jembatan. Baja truss
dengan truss utama, truss melintang utama, atas dan bawah laterals dan menjaga stabilitas
hembusan angin yang melintas. Tipe struktur,
terdiri dari akord atas, batang chord, vertikal dan batang miring. Top chord, chord batang dengan bagian kotak, selain untuk
mendukung bagian ventral batang mengadopsi penampang I-berbentuk mengadopsi
sebuah kotak. Utama truss girder truss dari 7.5m
tinggi, 27m lebar, panjang ruas 7.25m. Panjang
segmen 14.5m, terdiri dari 2 ruas, menetapkan truss melintang utama di setiap
node. Sebuah
truss melintang utama dengan struktur rangka tunggal, terdiri dari atas, balok
rendah dan vertikal, batang perut lurus, balok atas dan bawah dengan bagian
kotak, batang ventral mengadopsi bentuk penampang I, untuk menhan gaya Laterals
digunakan sistem K, pada bagian kotak.
Jembatan Aizhai terletak di lembah pegunungan, studi stabilitas tahan angin telah menjadi isu utama dalam pembangunan jembatan.
Jembatan Aizhai terletak di lembah pegunungan, studi stabilitas tahan angin telah menjadi isu utama dalam pembangunan jembatan.
Menurut hasil tes pengaturan uji
kestabilan plat terhadap angin, ditetapkan nilai uji diatas 860mm untuk menjaga
kestabilan plat terhadap gaya angin, terhadap hembusan angin yang tiba-tiba
melintas yang dapat mempengaruhi pengaku longitudinal ditetapkan nilai uji
kestabilan terhadap angin diatas 1000mm.
Pembangunan
Jembatan Aizhai dimulai bulan Oktober 2007 dan selesai pada akhir 2011.
Jembatan ini secara resmi dibuka untuk lalu lintas pada Maret 2012.
Jembatan
ini dibangun untuk mengurangi waktu
perjalanan antara Jishou dan Chadong dari 4 jam menjadi kurang dari 1 jam.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar