JELAJAH ARSITEK DAN ARSITEKTUR kali ini jalan-jalan ke Rudrapur, sebuah desa di bagian
utara Bangladesh. Kita akan menemukenali karya arsitek berkebangsaan Jerman, yang jauh dari hiruk pikuk metropolitan.
Anna heringer dan Eike roswag; dengan karyanya, “The METI (Modern Education and Training Institute).”
Jauh panggang dari api, jika membayangkan karya
kedua arsitek ini, kita sudah terbiasa senang melihat sisi ‘Kemegahan’ dari
sebuah karya arsitektur, apalagi jika teknik visualisasi presentasinya sungguh memanjakan
mata, sehingga kita lupa untuk mengedipkan mata, walau sejenak. Saya tidak
berani mengatakan ini semacam contoh karya arsitektur berbasiskan ‘Kearifan
Lokal’, semata-mata menghindari kesinisan menyoal ‘Kearifan Lokal’, yang
sebetulnya Indonesia adalah lumbung dari ‘Arsitektur berbasiskan kearifan lokal’.
Saya melihat ini sebagai suatu simbol keberhasilan
seorang arsitek dari sisi yang lain, diluar kebiasaan pada umumnya.
METI, adalah nama
untuk sebuah sekolah non formal, dibangun atas inisiatif dari, “Dipshikha-informal
education, training and research society for village development,”
sebuah organisasi non profit yang berdiri sejak tahun 1978. Sekolah ini menerapkan konsep pendekatan pendidikan khusus tentang bagaimana melakukan praktek
pendidikan anak dan pembangunan perdesaan secara terpadu
untuk mendorong kemandirian
masyarakat pedesaan melalui konsep
pembangunan berkelanjutan. Sekolah METI
mulai beroperasi sejak tahun 1999 di Rudrapur, sebuah desa di bagian
utara Bangladesh. Kemudian berlanjut replikasinya di kota Dinajpur, Osmanpur, Ghoraghat atas permintaan daerah-daerah tersebut.
Sekolah METI Rudrapur di Bangladesh adalah salah satu karya arsitektur yang mendapatka penghargaan “The Aga Khan Award” tahun 2007. Sekolah METI Rudrapur adalah proyek buatan tangan yang menakjubkan, menampilkan praktek desain yang berkelanjutan, arsitektur lokal, elegan sekering pengetahuan lokal, menggunakan bahan-bahan terbarukan yang sudah tersedia dan teknik konstruksi baru. Proyek ini adalah manifestasi mempertahankan identitas tradisional sambil merangkul modernitas baik dalam bentuk dan tujuan yang telah mendorong pembangunan sosial dan restorasi. Proyek ini juga mendapat penghargaan dari “InternationalBamboo Building Design Competition” pada tahun 2007 sebagai Desain visioner untuk Ekologis Hidup, menerima “AR Award” untuk Emerging Arsitektur dan tahun 2006-07, “Kenneth F. Brown Asia Pacific Culture and Architecture Design Awards.”
Sekolah METI Rudrapur di Bangladesh adalah salah satu karya arsitektur yang mendapatka penghargaan “The Aga Khan Award” tahun 2007. Sekolah METI Rudrapur adalah proyek buatan tangan yang menakjubkan, menampilkan praktek desain yang berkelanjutan, arsitektur lokal, elegan sekering pengetahuan lokal, menggunakan bahan-bahan terbarukan yang sudah tersedia dan teknik konstruksi baru. Proyek ini adalah manifestasi mempertahankan identitas tradisional sambil merangkul modernitas baik dalam bentuk dan tujuan yang telah mendorong pembangunan sosial dan restorasi. Proyek ini juga mendapat penghargaan dari “InternationalBamboo Building Design Competition” pada tahun 2007 sebagai Desain visioner untuk Ekologis Hidup, menerima “AR Award” untuk Emerging Arsitektur dan tahun 2006-07, “Kenneth F. Brown Asia Pacific Culture and Architecture Design Awards.”
Apa yang menarik dari karya arsitek Anna dan Eike
ini;
Bangunan juga disebut sebagai ‘Handmade’, artinya dibangun.dibuat oleh tangan mereka sendiri, semacam prakarya yang dilakukan secara gotong royong(para relawan dari Jerman dan austria, pengrajin, guru, orang tua dan siswa, yang dilaksanakan selama periode September-Desember tahun 2005). dengan bahan-bahan yang memang sudah tersedia di desa Rudrapur, dan berdasarkan kebiasaan membangun masyarakatnya.
Bangunan juga disebut sebagai ‘Handmade’, artinya dibangun.dibuat oleh tangan mereka sendiri, semacam prakarya yang dilakukan secara gotong royong(para relawan dari Jerman dan austria, pengrajin, guru, orang tua dan siswa, yang dilaksanakan selama periode September-Desember tahun 2005). dengan bahan-bahan yang memang sudah tersedia di desa Rudrapur, dan berdasarkan kebiasaan membangun masyarakatnya.
Gbr.4: Metode pembentukan dinding, kemudian dipangkas/dibentuk dengan menggunakan skop yang tajam |
Gbr.3.Metode Mixing : Menggunakan tenaga Sapi untuk mengaduk dan mencampur tanah liat, jerami, dedak padi dan sedikit menambahkan air. Seperti cara kerja Molen pencampur adukan beton |
Karakter arsitekturlokal; arsitektur lokal adalah sebuah ungkapan dalam arti luas, yang diakui/dimiliki bersama dalam sebuah komunitas tertentu. Karakter arsitektur lokal Rudrapur, dapat dilihat dari ungkapan masyarakat setempat dari cara dan ekpresi bangunan hunianya yang rata-rata sebagai petani. Dinding lumpur dan atap jerami-jerami. Bambu juga digunakan secara luas - sebagai anggota struktural (diikat dengan juteropes / string), atau diratakan untuk dinding panel, atau hanya dijalin bersama untuk menjadi sebagai tirai/layar. Bahan-bahan bangunan inilah yang tersedia di Rudrapur.
Bagaimana penerapannya di sekolah METI Rudrapur?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar