Laman

Translate

Minggu, 26 Mei 2013

JELAJAH ARSITEK DAN ARSITEKTUR: Arsitektur Warung Kopi(bag.1)

JELAJAH ARSITEK DAN ARSITEKTUR: Arsitektur Warung Kopi(bag.1): Sepertinya hampir semua orang menyukai minuman yang berasal dari seduhan biji kopi yang telah dihaluskan, apakah itu disajikan dalam ...

Arsitektur Warung Kopi(bag.1)

Sepertinya hampir semua orang menyukai minuman yang berasal dari seduhan biji kopi yang telah dihaluskan, apakah itu disajikan dalam bentuk minuman hangat atau dingin, tergantung dari selera masing-masing orang. Nongkrong dan ngobrol ‘ngalor-ngidul’ adalah dua kata yang melekat dengan warung kopi sepertinya bukan hal baru, sudah sejak dulu, warung kopi menjadi tempatnya. Tak’heran jika lahir kata-kata sindirian; “Obrolan warung kopi kok’dipercaya”, mungkin saja karena asyiknya ngobrol, kita sudah agak bingung untuk membedakan mana pembicaraan yang serius, dan mana pula obrolan sekedar ‘ngegosip’ di warung kopi. Terlepas dari apa yang tengah mereka bincangkan di warung kopi, hakekatnya manusia sejak lahir membutuhkan ruang-ruang sosial. Seperti kata M.J. Langeveld (M.J. Langeveld, 1955: 54); “Setiap bayi yang lahir dikaruniai potensi sosialitas”
Jadi dalam konteks konsep disain warung kopi, yang paling harus diperhitungkan dan dipertimbangkan secara matang adalah; memiliki dimensi kesosialan, yang memberikan peluang atau mewadahi kegiatan kontak sosial. Seperti juga Immanuel Kant mengatakan; “Manusia akan menjadi manusia jika berada di antara manusia.”
Berbeda dalam konteks ekonomi, komoditas kopi dan lokasi dimana warung kopi itu berada, adalah menjadi sangat penting. Rasa dan aroma sebagai komoditas dagang dari seduhan kopi menjadi penting, dan menjadi daya tarik utamanya.
Saya kira dua hal diatas tak’perlu dipertentangan mana yang jauh lebih penting, karena pada akhirnya perwujudan “Warung kopi” itu menjadi satu paket antara; Rasa, aroma, dengan suasana ruang dengan dimensi sosialnya.
Berikut ini adalah beberapa model disain warung kopi yang menggabungkan antara rasa, aroma dan suasana ruang. Tentu saja sang pemilik warung kopi lebih memahami, mana konsep yang harus lebih ditekankan dari wujud ‘Warung kopi’ miliknya.

Warung kopi Starbucks Dazaifu, Jepang.
Tampilan  Starbucks Dazaifu, pada bagian depan arah pintu masuk
Salah satu bisnis warung kopi yang mengusung konsep waralaba, salah satunya adalah “Starbucks coffee shop Starbucks Corporation adalah sebuah perusahaan kopi dan jaringan kedai kopi global asal Amerika Serikat yang berkantor pusat di Seattle, Washington. Starbucks adalah perusahaan kedai kopi terbesar di dunia,dengan 20.336 kedai di 61 negara, termasuk 13.123 di Amerika Serikat, 1.299 di Kanada, 977 di Jepang, 793 di Britania Raya, 732 di Cina, 473 di Korea Selatan, 363 di Meksiko, 282 di Taiwan, 204 di Filipina, dan 164 di Thailand, juga beberapa outletnya di negeri kita Indonesia.
Suasana Interior Starbucks Dazaifu, dengan rajutan batang kayu.
Jika kita melihat ciri-ciri konsep disainnya, mengusung nuansa klasik, bermain-main dalam warna bernuasan alami, dan kontekstual dengan kelokalan dengan tetap mewujudkannya dalam suasana modern.
Salah satunya adalah ‘Starbucks coffee shop’ di Dazaifu, Jepang. Yang menggunakan pendekatan kuil Shinto di Dazaifu. Fitur yang paling mengesankan dari disainnya tampak didominasi oleh kisi-kisi diagonal seperti sebuah rajutan benang yang saling menyilang. Katanya terbuat dari lebih dari 2000 batang kayu. Seluruh dinding ruang dalam hingga ke entrance-nya difinish oleh rajutan batang kayu yang seolah-olah seperti ruang ini dilingkupi oleh sculpture kayu yang sangat menarik.
Kalau ditanya soal rasa ‘kopinya’, Starbucks memang sudah punya ciri khas tersendiri, Menurut saya yang kebetulan terbilang ‘Penyeruput kopi setia’, rasanya biasa-biasa saja, tapi kalau khususnya di Jakarta,
nongkrong di ‘Starbucks coffee shop’ memiliki gengsi tersendiri, mungkin disitulah letak dimensi sosial yang hendak dijawabnya.
Starbucks Dazaifu, menggunakan pendekatan kuil Shinto di Dazaifu. Tampak didominasi oleh kisi-kisi diagonal seperti sebuah rajutan benang yang saling menyilang. Katanya terbuat dari lebih dari 2000 batang kayu.
Warung Kopi Asiang
Konsep warung kopi Asiang, yang memadukan atraksi Pak Asiang sedang menyeduh kopi dengan gaya bertelanjang dada dengan rasa dan aroma kopi yang khas hasil handmade, disajikan dalam kesederhanaan suasana warung kopi yang apa adanya, namun selalu ramai dikunjungi oleh para pelanggannya. Boleh jadi ciri ini merupakan satu-satunya di Indonesia.
Banyak cara atau kiat yang dilakukan oleh para pemilik warung kopi. Salah satunya yang menurut saya unik adalah “Warung Kopi Asiang” yang terletak di tengah-tengah keramaian kota Pontianak, Kalimantan Barat,  tepatnya di Jalan Merapi.
Warung kopi ini punya cita rasa yang khas. Belum sah rasanya disebut penikmat kopi, jika belum pernah menyeruput panasnya kopi Asiang. Biji kopi yang diproses secara handmade, keunikan sang pemilik Asiang sekaligus penyeduhnya selalu bertelanjang dada dalam meracik kopi pembelinya. Asiang selalu sibuk menyeduh
Tampilan suasana warung kopi Asiang, sebuah bahasa arsitektur dan interior yang sangat sederhana, apa adanya, tidak ada ‘Embel-embel’ unsur dekoratif yang biasanya diupayakan untuk menarik atau memikat mata pengunjungnya. Dengan kesederhanaannya Warung Kopi Asiang sudah berdiri sejak lebih dari 50 tahun yang lalu.
kopi dekat kompor yang memang panas dengan bertelanjang dada alias tidak memakai baju. Boleh jadi ciri ini merupakan satu-satunya di Indonesia.
Disain warung kopi ini sangat sederhana, tidak ada ‘Embel-embel’ unsur dekoratif yang biasanya diupayakan untuk menarik atau memikat mata pengunjungnya. Hanya tersedia meja-meja sederhana yang biasanya, satu meja terdiri dari empat kursi. Jadi letak dimensi sosialnya hanya ditekankan pada satu meja dengan empat kursi yang nantinya digunakan oleh para pembeli yang menyeruput kopi panas sambil nongkrong atau ngobrol.
editing
Warung kopi ini buka setiap hari mulai pukul 04.00 WIB hingga pukul 12.30 WIB warung ini sudah ramai dikunjungi pelanggan untuk menikmati kopi hasil seduhan dan racikan Asiang. Warung kopi ini sudah berdiri sejak 50 tahun yang lalu. Pak Asiang rupanya telah menekuni pekerjaan ini sejak kecil, yang keahliannya diturunkan oleh orangtuanya dalam membuat kopi bubuk, meracik, dan menyeduhnya.
Kalau ditanya siapa pelanggannya?, dari kalangan pejabat hingga masyarakat umum. Biasanya mereka mampir ke warung kopi Asiang sebelum berangkat kerja. Jika pada hari Sabtu dan Minggu, kita harus bersabar antri, hanya untuk mendapatkan tempat duduk, maklumlah warung kopi yang satu ini dikelola dengan gaya tradisional yang belum menggunakan istilah “Pesan tempat”
Harga segelas kopi Asiang relatif murah, jika dibandingkan dengan Starbucks coffee. Kita cukup menyediakan uang lima ribu rupiah saja sudah dapat menikmati “Kopi Asiang”.

Warung kopi Tak Kie
Warung kopi Tak Kie mengusung konsep 'Tempo Dulu’, dengan penataan furniture/meja saji terbuat dari kayu jati.Satu meja terdiri dari empat kursi. Mungkin saja kursi-kursi ini ada yang sudah berumur 85 tahun lebih.
Warung kopi Tak Kie adalah salah satu warung kopi yang terkenal di Jakarta, sudah berdiri sejak tahun 1927. Warung ini berada di kawasan Pecinan Glodok, Jalan Gajah Mada, Jakarta Barat, tepatnya di jalan Pintu Besar Selatan III, Glodok.
Tidak jauh berbeda dengan warung kopi Asiang di Pontianak yang memiliki kekhasan pada rasa dan aroma kopi sebagai daya tariknya, bedanya, warung kopi Tak Kie di tata dengan nuansa yang terkesan ‘Tempo Dulu’ banget, seperti nuansa yang terdapat dalam film-film kungfu klasik yang dibintangi Bruce lee atau Jacky Chan. Kursi-kursi yang terbuat dari kayu jati masih terawat dengan baik, mungkin saja ada kursi yang sudah berumur 85 tahun lebih, jika kita menghitungnya dari awal kelahirannya warung kopi ini.
Nama warung Tak Kie sendiri berasal dari kata "Tak" yang artinya orang yang bijaksana, Warung kopi ini didirikan oleh Liong Kwie Tjong dari China Daratan, kedai kopi Tak Kie hanya sebuah gerobak yang berdiri di sekitar pasar Glodok. Kedai ini terus berkembang sampai sekarang. Generasi ketiga yaitu Latif Yulus alias Ayauw (62). Warung kopi Tak Kie, buka mulai pukul 6.30 sampai pukul 2.00 siang.
Nongkrong dan ngobrol santai adalah dua kata yang melekat dengan warung kopi sepertinya bukan hal baru, sudah sejak dulu, warung kopi menjadi tempatnya.

Kamis, 23 Mei 2013

10 JEMBATAN TERUNIK VERSI JAA (BAGIAN.III)

Ini adalah artikelterakhir dari 10 JEMBATAN TERUNIK VERSI JAA, bagian ke III ini adalah bagian akhir dari dua artikel yang mendahuluinya yaitu: Bagian.I DAN Bagian.II.
Perjalan kali ini kita mulai dari Budapest, Hongaria;

Margaret Bridge
Margaret Bridge adalah jembatan yang terletak di Budapest, Hongaria. Jembatan ini bergaya arsitektur Neo-Baroque, menghubungkan Szent István Boulevard dan Margit Boulevard, juga menuju Pulau Margaret. Jembatan ini menyeberangi sungai Danube[1]. Ini adalah jembatan kedua yang berada di bagian utara utara dan jembatan publik tertua kedua di Budapest. Dirancang oleh arsitek Perancis Ernest Gouin dan dibangun oleh perusahaan konstruksi Maison et Cie Ernest Gouin antara 1872-1876, dan insinyur sipil yang bertanggung jawab adalah Émile Nouguier. Ernest Gouin, merancangnya dengan menampilkan sosok jembatan yang mencolok tapi elegan. Lengkung lengkungan Parisienne-stlye yang dirancang oleh Gouin terintegrasi dengan lanskap sekitarnya Budapest. Pembangunan jembatan itu dimulai pada Agustus 1872 dengan pembangunan pondasi pilar. Karena musim dingin, pekerjaan harus dihentikan dan hanya akan dilanjutkan Maret 1873. Konstruksi besi dari jembatan ini diproduksi di Perancis kemudian diangkut ke Hongaria Maret 1874.
Jembatan ini terbuka untuk umum pada tanggal 30 April 1876. Struktur jembatan ditopang oleh tujuh pilar; satu pilar utama, dua pilar sungai dan empat pilar dasar sungai. Pada beberapa bagian pilar terdapat patung ornated yang diukir oleh pemahat Perancis Thabard pada tahun 1874. Pilar utama terletak langsung di sebelah Pulau Margaret. Pada titik ini, sumbu jembatan membuat busur 30 derajat, sehingga pilar sejajar dengan garis saluran di kedua cabang sungai Danube. Pada awalnya, jembatan ini tidak terhubung dengan ke Pulau Margaret, pada saat itu, Pulau Margaret hanya bisa dicapai dengan perahu. Pada akhir abad ke-19, rencana regulasi Danube yang mempersatukan Pulau Margaret.
Margaret Bridge adalah jembatan paling padat di ibukota Hungaria, dengan panjang 607 meter, dan lebar 25 meter[2], terdiri dari empat jalur lalu lintas (dua di setiap arah), dua jalur trem di tengah dan satu trotoar yang berada di masing-masing jalur.
Karena umurnya, Margaret Bridge, pada semester pertama tahun 2009 akan direkonstruksi. Salah satu aspek yang yang menjadi penekanan renovasi ini adalah melindungi fitur historis Margaret Bridge, antara lain instalasi ulang patung-patung yang menghiasinya, dan itulah keunikan dari jembatan ini menjadi semacam etalase seni antara abad 18-19, dimana gaya Neo-Baroque muncul meninggalkan gaya Baroque sedang tren di daratan Eropa.

JEMBATAN MAHAKAM II TENGGARONG, KUTAI KARTANEGARA
Jembatan Mahakam II Tenggarong, Kutai Kartanegara, Kaltim dibangun pada Tahun 1995[3] oleh PT Hutama Karya, perencananya adalah PT Perencana Djaja dan pengawasan pelaksanaan oleh PT PCI Consultant, menghabiskan biaya 120 M. Diresmikan pada Tahun 2001. Jembatan Kutai Kartanegara adalah jembatan yang melintas di atas sungai Mahakam dan merupakan jembatan gantung terpanjang di Indonesia. Panjang jembatan secara keseluruhan mencapai 710 meter dan lebar 9 meter, dengan bentang bebas, atau area yang tergantung tanpa penyangga, mencapai 270 meter. Jembatan ini merupakan sarana penghubung antara kota Tenggarong dengan kecamatan Tenggarong Seberang yang menuju ke Kota Samarinda. Jembatan Kutai Kartanegara merupakan jembatan kedua yang dibangun melintasi Sungai Mahakam setelah Jembatan Mahakam di Samarinda sehingga juga disebut Jembatan Mahakam II. Jembatan ini dibangun menyerupai Jembatan Golden Gate di San Fransisco, Amerika Serikat. 
Jembatan ini juga merupakan akses menuju Samarinda ataupun sebaliknya yang dapat ditempuh hanya sekitar 30 menit. Melewati Jembatan ini akan mendapatkan view menarik dari pemandangan hamparan sebuah pulau kecil yang memisahkan Tenggarong dan Kecamatan Tenggarong Seberang, yaitu Pulau Kumala, sebuah pulau yang kemudian menjadi sarana Rekreasi yang banyak diminati oleh wisatawan lokal maupun mancanegara. Kawasan ini setiap sorenya selalu dipenuhi oleh pengunjung yang dapat menikmati keindahan Jembatan Kutai Kartanegara.
Keunikan dari jembatan ini adalah, “Ketika runtuh pada hari Sabtu, tanggal 26 November 2011, sekitar pukul 16.20 WITA, tak’satupun pihak yang bertanggungjawab atas keruntuhannya, Seperti material ‘Gaib’ yang kemunculannya bukan disebabkan hasil olah pikir dan karya manusia. Seperti dibuat oleh mahluk ‘Jin’, maka ketika runtuh, yang ramai dibicarakan adalah penyebab keruntuhannya, dan para pihak yang berkompeten seperti bisu seribu bahasa, tak’terdengar komentarnya, seperti mahluk ‘Gaib’.”
Untuk memahami sebab-sebab keruntuhannya, Tim Investigasi Runtuhnya Jembatan Kutai Kartanegara Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Universitas Gadjah Mada,”[4] telah memberikan pencerahan yang lebih rasional tentang keruntuhan Jembatan Kutai Kartanegara yang hanya berumur 10 tahun. Berbeda dengan Margaret Bridge” yang sudah berumur hampir satu abad (1000 tahun)

Jembatan Akashi-Kaikyō 
Jembatan Akashi-Kaikyō adalah nama untuk sebuah jembatan gantung (suspension bridge) di Jepang. Melintas diatas selat Akashi yang menghubungkan Maiko di kota Kobe dengan kota Awaji di pulau Awaji , Jepang. Pada mulanya, Jembatan Akashi Kaikyō[5] dirancang untuk jalur kendaraan bermotor dan kereta api, tapi pada saat proyek pembangunan diumumkan pada bulan April 1986, jembatan ini hanya untuk dilewati kendaraan bermotor saja (6 jalur). Pembangunan fisik dimulai tahun 1988 dan jembatan dibuka untuk umum pada tanggal 5 April 1998.  Jembatan terdiri dari 3 rentangan dengan panjang keseluruhan 3.911 meter. Panjang rentangan utama yang ada di tengah-tengah 1991 meter, sedangkan panjang 2 rentangan yang menuju ke darat, masing-masing  960 meter, yang terikat kuat di menara dimana  kabel-kabel diikatkan, tingginya 300 meter di atas permukaan laut. Jembatan ini dirancang oleh  Honshu Shikoku Bridge Authority; Konstruksi oleh Obayashi Corp. (anchorage Kobe); Kontraktor oleh Kawasaki Heavy Industries , Solétanche Bachy (anchorage foundations), dan Taisei Corporation; Ko-Kontraktor oleh Kawada Industries; Konstruksi baja oleh Mitsubishi Heavy Industries Ltd. Jembatan ini pernah terguncang Gempa bumi besar Hanshin 17 Januari 1995, namun kehebatan perancang dari jembatan ini tampaknya sudah mengantisipasi kemungkinan akan terjadinya bencana, kerusakannya hanya terjadi pada kemelaran rentangan utama sejauh 1 meter, yang pada saat dibangun panjangnya hanya 1990 meter menjadi 1991 meter. Jembatan memang dirancang untuk dapat bertahan dari guncangan gempa bumi hingga 8,5 skala Richter, derasnya arus laut di Selat Akashi, serta tiupan angin kencang hingga kecepatan angin maksimum 286 km/jam. 
Jembatan Akashi-Kaikyo terlihat indah di waktu malam dengan gemerlap lampu-lampu beraneka warna, sehingga jembatan ini juga dikenal dengan nama Pearl Bridge (jembatan mutiara). Rangkain lampu berwarna merah, hijau, biru menghiasi kabel-kabel utama yang menahan jembatan Akashi-Kaikyō. Disainer tata lampu/cahaya oleh Ishii Motoko yang merancang warna-warni lampu pada kabel utama jembatan agar berubah-ubah sesuai jam, hari, dan musim. Warna lampu-lampu di hari biasa: hijau di musim semi, biru di musim panas, merah di musim gugur, dan kuning di musim dingin. Warna-warni pelangi ditampilkan satu jam sekali sebagai penunjuk waktu, sedangkan setiap setengah jam sekali ditampilkan warna-warni batu mulia.
Keunikan dari jembatan gantung ini adalah pada kehandalan sistem struktur dan konstruksinya, yang mampu bertahan dari Gempa bumi dan keadaan iklimnya.

Jembatan Aizhai
Jembatan Aizhai adalah nama sebuah jembatan gantung (suspension bridge) merupakan jalan Tol G65 Baotou–Maoming dekat Jishou, Hunan, Republik Rakyat Cina. Jembatan ini adalah bagian dari tol barat daya Cina kota Chongqing ke Changsha.
Panjang rentang utama jembatan ini adalah 1.146 m (3,760 kaki) dan tinggi dek 350 m (1,100 kaki), menjadikannya sebagai jembatan tertinggi keenam di dunia dan memiliki rentang utama terpanjang di dunia. Jembatan ini juga terhubung dengan terowongan-ke-terowongan terpanjang di dunia. Pada saat malam hari, jembatan ini diterangi oleh 1888 lampu, agar pandangan waktu malam dapat meningkat ketika melintas di atas Dehang Canyon.[6]
Jembatan ini disebut-sebut sebagai jembatan yang pertama kali menggunakan kabel serat karbon pratekan[7], angkur penguatan kabel menggunakan untai baja konvensional, Aizhai Bridge Berdasarkan uji laboiratorium menggunakan serat karbon kinerja tinggi sebagai penguat pratekan, dibandingkan dengan kawat baja tradisional, bahan serat karbon memiliki keuntungan dari ringan, kekuatan tinggi, ketahanan korosi, memberikan jaminan penuh atas keselamatan jembatan.
Disain baja kaku truss girder jembatan Aizhai terdiri dari rangka baja dan sistem dek jembatan. Baja truss dengan truss utama, truss melintang utama, atas dan bawah laterals dan menjaga stabilitas hembusan angin yang melintas. Tipe struktur, terdiri dari akord atas, batang chord, vertikal dan batang miring. Top chord, chord batang dengan bagian kotak, selain untuk mendukung bagian ventral batang mengadopsi penampang I-berbentuk mengadopsi sebuah kotak. Utama truss girder truss dari 7.5m tinggi, 27m lebar, panjang ruas 7.25m. Panjang segmen 14.5m, terdiri dari 2 ruas, menetapkan truss melintang utama di setiap node.  Sebuah truss melintang utama dengan struktur rangka tunggal, terdiri dari atas, balok rendah dan vertikal, batang perut lurus, balok atas dan bawah dengan bagian kotak, batang ventral mengadopsi bentuk penampang I, untuk menhan gaya Laterals digunakan sistem K, pada bagian kotak.
Jembatan Aizhai terletak di lembah pegunungan, studi stabilitas tahan angin telah menjadi isu utama dalam pembangunan jembatan.
Menurut hasil tes pengaturan uji kestabilan plat terhadap angin, ditetapkan nilai uji diatas 860mm untuk menjaga kestabilan plat terhadap gaya angin, terhadap hembusan angin yang tiba-tiba melintas yang dapat mempengaruhi pengaku longitudinal ditetapkan nilai uji kestabilan terhadap angin diatas 1000mm.
Pembangunan Jembatan Aizhai dimulai bulan Oktober 2007 dan selesai pada akhir 2011. Jembatan ini secara resmi dibuka untuk lalu lintas pada Maret 2012.
Jembatan ini dibangun untuk  mengurangi waktu perjalanan antara Jishou dan Chadong dari 4 jam menjadi kurang dari 1 jam.

Jumat, 10 Mei 2013

10 JEMBATAN TERUNIK VERSI JAA (BAGIAN.II)


Ini adalah 10 jembatan yang terunik versi JELAJAH ARSITEK DAN ARSITEKTUR(JAA), setelah pada Bagian.I mengangkat: Jembatan Pulau Tambaksari Demak, Peace Bridge (Calgary), dan The Yangmeizhou Bridge. Pada bagian ke II saya akan menyajikan tiga buah jembatan yang masing-masing memiliki keunikannya tersendiri.
Jembatan Politik Srengseng Sawah Depok[1].
Seorang siswa SD sedang melintasi jembatan gantung di atas Sungai Ciliwung, dari Kelurahan Pasir Gunung Selatan, Cimanggis, Depok, Jawa Barat, menuju Srengseng Sawah, Jagakarsa, Jakarta Selatan, Selasa (4/12/2012). Jembatan ini dapat mempersingkat perjalanan lebih kurang 3Km. Sumber: http://assets.kompas.com/data/photo/2012/12/08/1705138-jembatan-gantung-srengseng-620X310.jpg
Jembatan terletak di perbatasan antara Jakarta selatan dan Depok. Jembatan ini bukan saja untuk memperpendek perjalanan, juga semacam jembatan yang menghubungkan berbagai kegiatan. Terutama kegiatan ekonomi dan pendidikan. Jembatan ini dibangun pada tahun 1982 secara swadaya, terutama untuk menghubungkan warga sekitar yang ingin ke Kelapa Dua maupun ke Srengseng Sawah, yang dulunya harus menggunakan rakit untuk menyebrang, jika tidak ingin lelah karena harus berputar sejauh 3Km.
Di usianya yang sudah 30 tahun, konstruksi jembatan yang terbuat dari bambu tampak semakin keropos. Jembatan ini menggantung yang diikat dengan tali baja ke pohon-pohon yang berada di bagian awal dan akhir  jembatan ini. Tali ini sudah longgar, bahkan sudah mulai menjuntai. Pada tahun 2007 jembatan ini pernah tidak bisa digunakan sama sekali karena banjir, sehingga membuat jembatan ini menjadi miring.
Nasib fasilitas publik di Indonesia memang menyedihkan, apalagi yang kesebutnya
Inilah keunikan dari jembatan reyot ini, tak kurang dari tiga pejabat publik, mulai dari Gubernur DKI Jokowi, Wagub Jabar Dede Yusuf, terakhir Walikota Depok ngegosip dari jauh lewat media. sumber : http://us.images.detik.com/content/2012/12/10/10/160518_jembatand.jpg
“Swadaya Masyarakat”. Selama 30 tahun tidak pernah mendapat perhatian dari pemerintah Kota Depok, maupun Pemerintah Propinsi DKI. Baru setelah Pak Jokowi(Gubernur DKI) memberikan sumbangan langsung, membuat jembatan ini menjadi ajang “Politik” para pejabat, seperti Wagub Jabar Dede Yusuf, juga merangsang Nurmahmudi Walikota Depok untuk angkat bicara, walaupun tawaran-tawarannya seperti antara “Mau dan Tidak Mau”. Itulah keunikannya, hanya sebetang jembatan bambu yang reot, telah mengundang perhatian media dan para politisi. Padahal kita seharusnya menyadari, berapa banyak anak sekolah yang diharapkan akan menjadi generasi penerus bangsa yang membutuhkan jembatan ini untuk dapat tetap bersekolah.

The Chapel Bridge(Kapellbrücke) 

Ini adalah jembatan kayu tertua di Eropa, Jembatan ini unik, karena pada zamannya bukan sekedar tempat atau fasilitas untuk melintasi sungai Reuss, tetapi untuk barikade mempertahan kota Lucerne Swiss dari serangan musuh. Jembatan ini sekarang menjadi ikon pariwisata Swiss. Sumber:http://www.womansday.com/cm/womansday/images/Ro/02-Chapel-Bridge-Lucerne-1.jpg
Ini adalah sebuah jembatan kayu tertua di Eropa;The Chapel Bridge[2] yang awalnya memiliki panjang sekitar 204 M (670 kaki), sekarang, karena adanya replenishments tepi sungai, maka panjang jembatan itu hanya tinggal 170 meter (560 kaki). Jembatan tua ini menyeberangi Sungai Reuss di kota Lucerne Swiss. Jembatan Ini bukan sekedar tempat lalu-lalang manusia dari kota lama ke kota baru, juga menjadi ikon kota Lucerne, dan menjadi daya atraksi wisata utama Swiss. Jembatan ini dibangun pada tahun 1333 merupakan bagian dari benteng Lucerne, yang menghubungkan kota tua di tepi kanan Reuss ke kota baru di tepi kiri, fungsi awalnya semacam barikade mengamankan kota dari serangan dari selatan (yaitu dari danau). Di dalam jembatan terdapat serangkaian lukisan dari abad ke-17 yang menggambarkan peristiwa dari
Detail konstruksi kayu truss yang tertua di dunia, Sumber: http://farm2.static.flickr.com/1388/1250035639_82b3cacacb.jpg
sejarah
Luzern ini. Selama berabad-abad, menara ini memiliki fungsi yang beragam; penjara, ruang penyiksaan, dan kemudian arsip kota.
Jembatan ini menggunakan sistem konstruksi truss yang tertua di dunia, terdiri dari tonggak dan Triangulasi gulungan span moderat. Jembatan Kapellbrücke pernah terbakar pada tanggal 18 Agustus 1993 yang nyaris menghabiskan dua pertiga dari lukisan interior. Kemudian Kapellbrücke dibangun kembali dan dibuka untuk umum pada tanggal 14 April 1994.

Lukisan-lukisan dari abad 17 yang ditempelkan di konstruksi rangka atap dari Jembatan. Sumber : http://www.filmapia.com/sites/default/files/filmapia/pub/place/593437858384190.jpg

Keindahan Chapel Bridge diwaktu malam. Sumber : http://images.gadmin.st.s3.amazonaws.com/n13381/images/buehne/stc3157_p-1.jpg

The Long Biên Bridge[3] 

Long Biên Bridge, sebuah karya arsitektur sebagai simbol perjuangan rakyat Vietnam, Sumber:http://img.cdn2.vietnamnet.vn/Images/english/2011/09/30/14/20110930144018_4.jpg
Di Hanoi terdapat enam jembatan yang menyeberangi Sungai Merah. Long Bien Bridge adalah yang tertua dari enam jembatan ini. Arsitek dari jembatan ini sama dengan arsitek menara Eiffel Alexandre Gustave Eiffel. Pembangunan jembatan dimulai pada 1898 dan berlangsung sampai 1902. Lebih dari 3.000 pekerja Vietnam terlibat dalam pembangunan jembatan, Pada zamannya, jembatan ini adalah jembatan terpanjang di Asia yang membentang sepanjang 2500M. Sebelum dinamakan Long Bien Bridge, jembatan ini menggunakan nama mantan Gubernur Jenderal Perancis; “Paul Doumer Bridge

Pada saat sekarang Jembatan ini masih berfungsi, walaupun hanya untuk jalur kereta api, sepeda motor, sepeda dan pejalan kaki. Sumber :http://vietnam.com/blog/wp-content/uploads/2012/03/6228102_20cfb5f6ff_m1.jpg
Jembatan ini ini adalah saksi sejarah Perang Vietnam”, dibombardir oleh tentara Amerika Serikat, karena jembatan ini adalah sarana vital satu-satunya yang menyeberangi Sungai Merah yang menghubungkan Hanoi ke Haiphong pelabuhan utama. Begitu pentingnya jembatan ini menjadi semacam “Citra Hanoi” dimata Dunia, sampai dengan saat ini tetap dipertahankan. Menjadi sebuah keunikan yang patut dicontoh, bagaimana mempertahankan sebuah artefak kebudayaan yang panjang. Walaupun diserang secara bertubi-tubi, Hanoi dengan segala kemandiriannya berhasil mempertahankan jembatan ini. Beberapa bagian dari struktur jembatan tetap menggunakan yang aslinya, hanya setengah dari jembatan ini yang bisa dipertahankan keasliannya. Dengan bantuan dan dukungan pemerintah Perancis, berhasil mengembalikan jembatan ke tampilan aslinya. Fungsi jembatan ini pada saat sekarang adalah untuk jalur kereta api, sepeda motor, sepeda dan pejalan kaki, sementara untuk kendaraan berat dialihkan ke Chuong Duong Bridge dan beberapa jembatan yang baru dibangun: Thanh Tri Bridge, Thang Long Bridge, Vinh Tuy Bridge, dan Jembatan Nhat Tan.


Itulah sajian tiga jembatan terunik pada bagian ke II ini, nantikan bagian terakhir dari artikel 10 JEMBATAN TERUNIK VERSI JAA



[1].http://megapolitan.kompas.com/read/2012/12/08/1717070/Berkah.Pabrik.Tahu.Meledak.Jokowi.Bantu.Jembatan.Gantung

[2] http://en.wikipedia.org/wiki/Kapellbr%C3%BCcke

[3] http://en.wikipedia.org/wiki/Long_Bien_Bridge